Dalam struktur kehidupan para makhluk hidup hutan memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan dan tidak dapat dipisahkan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Kerusakan pada hutan dapat memutus rantai kehidupan dan pastinya sewaktu-waktu akan mendatangkan bencana serta kerugian bagi makhluk hidup. Kerusakan hutan dengan seluruh komponen fisiknya secara tidak langsung memberikan kontribusi besar dalam peningkatan pemanasan global. Salah satu isu lingkungan yang menjadi perhatian hampir seluruh pihak yakni Deforestasi, mulai dari dampak negatif hingga permasalahan lainnya.
Pengertian Deforestasi
Bagi makhluk hidup hutan merupakan ekosistem kompleks yang mempunyai pengaruh terhadap hampir setiap spesies yang berada di bumi. Rusaknya hutan akan menyebabkan bencana skala lokal maupun dunia. Rusak atau hilangnya tutupan hutan sering disebut dengan istilah deforestasi. Deforestasi terjadi pada hutan yang berada di areal dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia. Jika diartikan secara sederhana deforestasi juga diartikan sebagai perubahan tutupan suatu wilayah dari berhutan menjadi tidak berhutan, dari suatu wilayah yang sebelumnya memiliki bertajuk berupa hutan (vegetasi pohon dengan kerapatan tertentu) menjadi bukan hutan (bukan vegetasi hutan atau bahkan tidak bervegetasi).
Penyebab-penyebab Deforestasi
Dengan hilangnya tutupan lahan hutan atau pengurangan secara kuantitatif sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia atau adanya gangguan alam. Angka deforestasi yang tinggi setiap tahunnya akan menyebabkan hilangnya lahan hutan secara besar-besaran. Dengan begitu kehilangan lahan hutan yang berdampak negatif pada keberlanjutan lingkungan maupun kehidupan sosial.
- Kebakaran hutan
Kebakaran hutan di indonesia sudah menjadi bencana yang sering ditemukan, salah satunya pada tahun 2015 sudah tercatat sekitar 1,7 hektar hutan yang terbakar dan menyebabkan bencana asap yang berefek pada seluruh aspek seperti pendidikan, transportasi udara, kesehatan, ekonomi, dan juga kerusakan pada lingkungan sekitar. Kebakaran hutan yang terjadi akan menambah angka deforestasi semakin meningkat dibandingkan dengan kehilangan lahan yang disebabkan oleh kegiatan konversi lainnya. Hal ini juga akan berpotensi menghilangkan plasma nutfah.
- Pembukaan lahan perkebunan
Pembukaan lahan perkebunan juga berdampak langsung terhadap angka penyusutan hutan, seperti pembukaan lahan kelapa sawit. Pembukaan lahan juga menjadi penyebab dominan hilangnya tutupan hutan dan lahan hutan di Indonesia. Mengapa demikian ? karena perkebunan kelapa sawit dan tanaman perkebunan lainnya pada umumnya diperoleh dengan menggunakan dua metode yaitu pengalihan fungsi lahan hutan dan pengalihan fungsi lahan perkebunan.
- Perambahan Hutan untuk memenuhi keinginan manusia
Penyebab lainnya adalah adanya perambahan hutan. Masalah perambahan hutan ini sudah menjadi masalah nasional. Adanya perambahan hutan yang dilakukan oleh para manusia didorong dengan beberapa faktor salah satunya ekonomi, ketidaktahuan masyarakat sekitar hutan tentang dampak buruk perambahan hutan, adanya sponsor, dan lain sebagainya
- Program transmigrasi
Meningkatnya program transmigrasi yang banyak dilakukan masyarakat akan menimbulkan peningkatan lahan pemukiman yang nantinya akan dibutuhkan untuk aktivitas serta tempat tinggal mereka. Hal ini seringkali terjadi pada perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan non hutan khususnya kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan kawasan permukiman transmigrasi.
- Pertambangan dan pengeboran sumber daya alam
Kegiatan pertabangan dan pengeboran minyak akan menyebabkan adanya bekas pertambangan di beberapa kawasan hutan dan mengakibatkan kondisi tanah yang berlubang-lubang. Jika tidak dilakukan penutupan kembali maka akan memberikan dampak buruk pada kualitas dan perubahan fungsi lahan dan lingkungan sekitarnya.
Dampak-Dampak Deforestasi
- Bencana Alam
- Kepunahan flora dan fauna
- Pemanasan global dan perubahan iklim
- Terganggunya siklus air
Pencegahan Deforestasi
- Penebangan dengan sistem tebang pilih
Tebang pilih merupakan salah satu sistem silvikultur yang diterapkan di indonesia. Metode tebang pilih ini merupakan salah satu sub sistem dari sistem pengelolaan hutan. Sistem ini juga menjadi salah satu sarana utama dalam mewujudkan hutan dengan struktur yang sesuai dengan lingkungan dan terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pada metode ini juga akan melakukan penanaman kembali agar kegiatan-kegiatan tersebut tidak menyebabkan kerugian.
- Reboisasi dan
Upaya reboisasi dan penghijauan yaitu melakukan penanaman kembali pada kawasan hutan, sedangkan melakukan penghijauan pada kawasan non hutan, karena hutan yang mengalami gundul tidak akan menjalankan fungsinya dengan baik.
- Pengawasan hutan
Tujuan adanya pengawasan hutan yakni sebagai salah satu cara dalam pengamanan aset hutan dalam mencegah serta mengendalikan terjadinya gangguan, kejahatan, maupun ancaman yang meliputi hutan yang berada di Indonesia