399 0

APA SAJA KEGUNAAN DARI ASTRONOMI?

Dengan semua alat teknologi modern yang terdapat pada saat ini, maka sulit untuk membayangkan bagaimana orang-orang dahulu melakukan pekerjaan yang sederhana seperti menyebutkan waktu atau mengetahui posisi dimana mereka berada sebelum diciptakannya peta, jam maupun satelit navigasi. Satu-satunya yang dipergunakan untuk mengetahui semua itu adalah apa yang terdapat dan diberikan oleh alam. Kenyataan astronomi yakni memiliki jarak waktu hari yang relatif teratur, gerakan bintang-bintang yang tetap serta asumsi teori-teori tertentu seperti Bumi yang bundar memungkinkan orang-orang untuk dapat mengatur kehidupannya. Dengan menghitungkan tinggi matahari serta bintang-bintang tertentu, orang-orang Yunani Kuno dapat memahami bentuk maupun ukuran Bumi. Dengan cara tersebut mereka mampu menentukan posisinya di permukaan Bumi dan dengan mengatur penanda ukuran atau gnomon mereka mampu untuk menghitung waktu hari.

MENGUKUR BUMI 

Pada sekitar 230 SM, Eratosthenes memperkirakan ukuran Bumi dengan cara menggunakan matahari. Ia menemukan bahwa matahari berada langsung di atas kepalanya pada saat  tengah hari saat solstis musim panas dan berada di Syene, Mesir Utara. Sedangkan di Aleksandria, tepat di utara, matahari berada sekitar 7° dari zenit atau titik yang tertinggi, pada solstisi musim panas. Eratosthenes mengetahui bahwa Bumi berbentuk bundar atau lingkaran 360°. Oleh karena itu, jarak antara kedua kota tersebut seharusnya 7/360 dari lingkar Bumi.

JAM MATAHARI KUNO 

Sejak lama orang sadar bahwa matahari dapat membantu untuk mengukur waktu. Orang dahulu menggunakan jam matahari yang sederhana untuk memberitahukan pejalan atau pedagang untuk mengetahui waktu pada berbagai kota yang dilewati selama perjalanannya. Ketinggian matahari diukur melalui lubang yang terdapat pada haluan dan buritan dari kapal kecil. Apabila kursor dipasang pada lintang yang tepat, maka bandulan akan jatuh pada waktu yang tepat.

CARA KERJA JAM MATAHARI

Pada saat matahari sedang melintas di langit, bayangan yang ditimbulkannya akan berubah arah dan panjangnya. Jam matahari bekerja dengan cara mengatur sumber bayangan sehingga bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada tengah hari akan jatuh di utara atau selatan pada sepanjang garis khayal yang menghubungkan kedua kutub (meridian). Waktu dapat dibagi menjadi sebelum dan sesudah penanda tengah hari. Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan a.m (ante  meridiem) yang berarti sebelum dan p.m (post meridiem) yang berarti sesudah. +

PERJALANAN KE PASIFIK SELATAN

Orang-orang Polinesia dahulu dianggap terlalu primitif untuk berlayar mengarungi Samudera Pasifik di utara dan Selandia Baru di selatan. Namun, banyak suku termasuk dengan suku Maori yang mampu untuk berlayar ribuan kilometer dengan hanya menggunakan bintang sebagai cara penuntun mereka.

MENEMUKAN MEKKAH

Sholat lima waktu merupakan indah umat Islam dengan kiblat menghadap Kota Mekkah. Penanda kiblat adalah merupakan alat canggih yang dikembangkan pada saat abad pertengahan untuk dapat menentukan arah Mekkah. Alat ini juga menggunakan matahari untuk menentukan waktu sholat.

JAM MATAHARI BERBENTUK SALIB

Para peziarah yang sedang dalam perjalanan seringkali merasa khawatir bahwa hiasan apapun yang digunakan dapat disalah artikan sebagai simbol kesombongan. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan memasukkan simbol-simbol agama dalam jam matahari tersebut, seperti jam matahari berbentuk salib yang digunakan sebagai penunjuk waktu di sejumlah kota di Inggris serta Prancis.

BOLA LANGIT

Bola langit mencatat bintang-bintang serta bentuk dari semua rasi bintang pada garis-garis yang menggambarkan bujur maupun lintang. Pada abad ke-17 dan ke-18, semua kapal yang dimiliki VOC dilengkapi dengan bola bumi dan bola langit. Penghitungannya dengan cara membandingkan koordinat pada dua bola yang berbeda tersebut. 

MENGGUNAKAN BACKSTAFF

Dengan menggunakan backstaff, pelaut dapat mengukur tinggi matahari tanpa harus menatapnya secara langsung. Pelaut memegang alat tersebut dan menghasilkan bayangan yang diberikan oleh baling-baling yang kemudian akan jatuh langsung pada baling-baling horizon. Dengan menggunakan baling-baling penglihatan, pelaut akan membuat garis lurus sehingga dapat melihat cakrawala melalui baling-baling penglihatan dan juga baling-baling horizon. Dengan menjumlah sudut penglihatan serta baling-baling bayangan, pelaut mampu menghitung ketinggian dari matahari dan menentukan posisi kapal yang tepat berada pada garis lintang.

Brian Rendra

Sumber :

JENDELA IPTEK, ASTRONOMI, BALAI PUSTAKA, HAL 14-15

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Us