Mengenal Matahari Secara Lebih Dekat

415 0

Hampir sebagian besar peradaban kuno mengakui Matahari sebagai pemberi kehidupan dan tenaga utama di balik rangkaian peristiwa yang terjadi di Bumi. Matahari adalah merupakan pusat Tata Surya. Matahari tidak memiliki ciri yang permanen karena berbentuk gas, terutama hidrogen pijar. Karena begitu dekat, para astronom mempelajari Matahari untuk mencoba memahami sifat bintang pada umumnya dan memusatkan perhatian terhadap lapisan atmosfer yang sampai ke luar angkasa, yakni korona, kromosfer, serta fotosfer. Dengan menggunakan analisis spektroskopi, para ilmuwan dapat mengetahui bahwa Matahari, sebagaimana kebanyakan pada bintang, terdiri atas hidrogen. Dalam intinya, nukleus hidrogen melebur menjadi helium.

Koronagraf 

Pada tahun 1930, astronom berkebangsaan Prancis, Bernard Lyot menciptakan koronagraf. Dengan alat tersebut korona Matahari dapat dilihat tanpa harus menunggu terjadinya gerhana total matahari.

Melihat Matahari 

Walaupun Matahari berada sangat jauh yakni 149 juta km dari Bumi, sinarnya masih cukup terang untuk dapat merusak mata secara permanen. Matahari tidak boleh untuk dilihat secara langsung dan tentunya tidak melalui teleskop ataupun teropong. Galileo menjadi buta akibat memandang Matahari.

Dipleidoksop 

Pada abad ke-19 dicari alat yang lebih akurat dari gnomon untuk menunjukkan waktu tengah hari. Dipleidoskop yang diciptakan pada tahun 1842 adalah merupakan alat dengan lubang serta prisma bersudut siku-siku yang memiliki dua sisi berwarna perak dan satu jernih. Ketika Matahari lewat tepat di atas kepala, kedua citra yang dipantulkan akan dipecahkan menjadi satu. Ini menunjukkan waktu tengah hari.

Musim Yang Berubah 

Musim berubah karena Bumi mengelilingi Matahari pada sumbu utara atau selatan. Sumbu dimiringkan pada sudut 23,5°, yang berarti apabila dimiringkan ke arah Matahari, belahan bumi pada bagian selatan akan mengalami musim panas dan bagian utara akan mengalami musim dingin. Garis edar Matahari yang melintasi langit juga akan berubah karena kemiringan tersebut. Garis itu lebih rendah di musim dingin dan hari menjadi lebih pendek, garis menjadi lebih tinggi di musim panas, saat hari lebih panjang. Negeri yang terletak di khatulistiwa tidak mengalami perubahan suhu seperti itu.

Korona 

Lapisan paling luar atmosfer Matahari disebut dengan korona. Walaupun meluas mencapai jutaan kilometer di antariksa, korona tidak dapat terlihat pada saat siang hari karena cerahnya langit biru. Pada waktu gerhana total korona muncul seperti mahkota di sekeliling Bulan.

Bintik Hitam Matahari 

Bintik Matahari adalah merupakan daerah yang dingin pada permukaan Matahari, dimana Medan magnetik mengacaukan lintasan panas dari inti menuju fotosfer. Pada saat bintik-bintik tersebut banyak, Matahari juga mengalami suatu erupsi besar yang disebut dengan nyala api. Nyala api meletuskan sejumlah besar partikel menuju angkasa. Apabila artikel tersebut mencapai Bumi, maka dapat menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi radio dan efek indah aurora borealis dan aurora australis

Menandai Bintik Hitam

Bintik hitam yang bergerak dengan acak pada permukaan Matahari menunjukkan bahwa kenyataannya Matahari bergerak berputar. Namun, tidak seperti dengan planet, keseluruhan massa Matahari tidak bergerak berputar pada pacu yang sama karena tidak padat. Ekuator Matahari memerlukan waktu 25 hari untuk melakukan rotasi penuh. Sedangkan Kutub-kutub Matahari membutuhkan hampir 30 hari untuk melakukan hal yang sama.

Gerhana Matahari 

Gerhana matahari terjadi pada saat Bulan baru melintas langsung di antara Bumi dengan Matahari dan membuat bayangan pada permukaan Bumi. Dari penglihatan Bumi, tampak seperti Bulan telah menutupi cahaya Matahari. Gerhana total Matahari sangat jarang terjadi di tempat tertentu, hanya muncul satu kali setiap 360 tahun pada tempat yang sama. Namun, pada setiap tahun dapat terjadi beberapa gerhana matahari.

Fotoheliograf 

Para astronom melihat bintik matahari dengan cara melalui teleskop yang telah disesuaikan. Kanta mata diganti dengan menggunakan layar besar kaca filter. Citra Matahari diproyeksikan pada kaca lalu ditandai dengan koordinat. Astronom dapat menghitung serta mengukur bintik hitam tanpa harus melihat secara langsung pada Matahari.

Atmosfer Matahari 

Matahari adalah merupakan bintang. Oleh karena itu, Matahari tidak memiliki suatu permukaan. Matahari memiliki lapisan gas dengan berbagai kerapatan. Sebagian besar cahaya Matahari yang terlihat adalah berasal dari fotosfer, yang tebalnya dapat mencapai sekitar 300-400 km. Lapisan berikutnya adalah kromosfer, yang lebih panas daripada fotosfer. Lapisan paling luar adalah korona. Karena keadaan matahari yang selalu mudah untuk menguap, maka lapisan-lapisannya akan selalu terganggu. Prominensa dan letupan matahari yang menakjubkan, yaitu suatu letusan besar dari korona yang meluas ke luar puluhan ribu kilometer, memiliki hubungan langsung dengan gangguan medan magnetik Matahari.

Fakta Mengenai Matahari

  • Memiliki diameter ekuatorial 1,4 juta km Jarak dari Bumi  mencapai 149 juta km Periode rotasi yaitu 25 hari Bumi 
  • Volume (Bumi = 1) 1.306.000
  • Massa (Bumi = 1) 333.000 
  • Rapatan (air = 1) 1,41 
  • Suhu pada permukaan 5.500°C

Brian Rendra

Sumber :

JENDELA IPTEK, ASTRONOMI, BALAI PUSTAKA, HAL 38-39

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Us