Bagaimana Proses Terjadinya Dataran Tinggi dan Celah Bumi

907 0

Sebuah batas lempeng yang sama sekali baru mulai muncul pada saat benua terbelah. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 200 juta tahun yang lalu pada saat Lautan Atlantik pertama kali terbentuk. Pada saat ini, Benua Afrika terbelah dua di sepanjang Celah Bukit Afrika yang membentuk sebuah batas lempeng baru. Tidak semua celah bukit mengalami perubahan menjadi laut. Sebagian tetap berbentuk celah yang terisi oleh lapisan tebal batuan magma dan sedimen. Beberapa dataran tinggi terjadi pada saat benua saling bertubrukan. Tubrukan tersebut  baru terjadi apabila tidak lagi terdapat kerak laut di antara kedua benua yang dapat tersedot. Tidak seperti kerak laut, pada kerak benua tidak dapat tersedot karena beratnya terlalu ringan. Oleh sebab itu, apabila tepi benua bertubrukan akan tercipta benturan yang dahsyat, bukan hanya sebatas gesekan antar lempeng saja. Hal seperti ini akan membentuk dataran tinggi, seperti munculnya Dataran Tinggi Tibet. Dataran tinggi lain muncul karena terangkatnya seluruh daerah yang terjadi secara perlahan-lahan.

CANYON AUSTRIA

Canyon adalah merupakan lembah yang sangat terjal dan sisi vertikalnya telah terkikis oleh aliran air sungai. Pegunungan di Austria memiliki banyak jurang batu kapur dengan bentuk seperti celah.

JOHN WESLEY POWELL

John Wesley Powell adalah seorang berkebangsaan Amerika Serikat yang menjelajahi Grand Canyon pada tahun 1869. la kehilangan tangan kanannya saat terjadi Perang Saudara, namun ia berhasil mendaki dinding canyon tersebut dan mampu untuk mengendalikan perahunya untuk mengikuti arus air yang sangat deras.

GRAND CANYON

Lapisan tebal sedimen yang membentuk Dataran Tinggi Colorado telah terangkat setinggi 3.000 meter atau 9.840 kaki selama kurun waktu 60 juta tahun. Tim penjelajah pimpinan Powell menyadari bahwa Grand Canyon tidak menunjukkan tanda-tanda akan menjadi gletser. Satu-satunya penjelasan yang ada hanyalah bahwa sungai telah mengikis canyon yang besar tersebut, dengan cara membelah lapisan sedimen yang lunak terlebih dahulu, yang kini terletak di dasar canyon dan kemudian membelah batuan metamorf serta batuan granit.

DATARAN TINGGI TIBET

Daerah tertinggi yang terdapat di Bumi yakni Dataran Tinggi Tibet dengan memiliki ketinggian 4.500 meter atau 14.760 kaki di atas permukaan laut. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan muda yang asal dari proses pembentukannya saling berhubungan. Daratan tinggi lainnya yakni yang terdapat di sebagian Afrika, tidak berada dekat dengan pegunungan muda, dan tampaknya pegunungan tersebut terbentuk dari proses pengangkatan yang sederhana.

DARATAN YANG BERUBAH BENTUK

Selama kurun waktu 10 juta tahun terakhir, India telah bergerak ke arah utara menuju kawasan Asia setelah terjadinya penyedotan Lautan Tethys yang terletak di antara dua daratan. Ketika kedua dataran tersebut bertubrukan, maka Asia menjadi terdesak, terbelah dan kemudian berubah bentuk, menciptakan pegunungan Himalaya. Bagian dalam yang termampatkan kemudian mulai membentuk Dataran Tinggi Tibet. 

LEMBAH BERCELAH AFRIKA

Di Afrika Timur dari Mozambik hingga Laut Merah, terdapat lembah bercelah besar yang bercabang dua. Disini Afrika menjadi terbelah sepanjang patahan yang membuat litosfer benua telah rusak secara keseluruhan. Gunung berapi muda yang aktif dan banyak terjadi gempa menandakan bahwa celah tersebut aktif. Laut merah paa penurunan Danakil, dasar celah yang berada di bawah permukaan laut dan terbuat dari kerak laut, namun tetap berbentuk daratan. Jauh menuju ke arah selatan, tidak satu pun batuan di Afrika memiliki kerak laut. Suatu saat di masa yang akan datang, sebuah lautan baru akan memisahkan Afrika pada bagian Timur dengan benua asalnya.

BAGIAN CELAH KENYA

Lembah bercelah memiliki gunung berapi pada bagian dalam celahnya dan biasanya juga sebaran lahar basal yang terdapat pada kedua tepi dataran tingginya. Garis patahan pada sepanjang Lembah Bercelah di Kenya dapat terlihat dari atas permukaan.

MINIATUR LAUT

Survei gravitasi dan magnetis terhadap Laut Merah telah mengungkapkan bahwa sedimen bawah laut terletak di bawah kerak laut. Survei tersebut juga telah menunjukkan terdapatnya pola-pola garis magnet yang sejajar dengan panjang Laut Merah. Dari garis-garis ini dapat dihitung bahwa kecepatan perluasannya yakni 25 mm atau 1 inci pada setiap tahunnya. Bersamaan dengan meluasnya Laut Merah, maka Arab bergerak ke arah posisi timur laut dan menjauhi Afrika serta menutup laut Teluk Persia.

Brian Rendra

Sumber :

JENDELA IPTEK, BUMI, BALAI PUSTAKA, HAL 48-49

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Us