Bulan adalah merupakan satu-satunya satelit Bumi, yang berada sekitar 384.000 km dan menjadi benda yang paling terang setelah Matahari di langit, atau 2.000 kali lebih terang daripada Venus. Asal Bulan masih menjadi perdebatan. Beberapa ilmuwan percaya bahwa Bum dan Bulan terbentuk pada waktu yang sama dari debu serta gas Tata Surya awal. Ada pula yang mengatakan bahwa Bulan adalah badan yang melintasi Bumi dan terperangkap oleh medan gravitasi Bumi. Yang lainnya berpendapat bahwa benda sebesar planet Mars pernah bertabrakan dengan Bumi. Akibatnya, terjadi serpihan yang melayang di luar angkasa dan kemungkinan menghasilkan Bulan.
PETA BULAN PERTAMA
Bulan selalu menghadap pada Bumi dari segala sudut atau sisi. Orbit Bulan tidak sirkular serta beredar pada kecepatan yang berbeda-beda. Oleh karena itulah kita mampu untuk melihat lebih banyak dari hanya sekadar mukanya. Gejala yang disebut dengan librasi ini berarti bahwa sekitar 59% dari permukaan Bulan terlihat dari Bumi. Pada tahun 1647 Johannes Hevelius menerbitkan sebuah atlas bulan Selenographia, yang dapat memperlihatkan librasi Bulan.
KAWAH COPERNICUS
Kawah Bulan terbentuk pada kurun waktu antara 3.500 hingga 4.500 tahun yang lalu akibat dampak dari meteorit yang tak terhitung. Kawah dampak ini diberi nama oleh para astronom dan para filsuf terkemuka. Karena Bulan tidak memiliki atmosfer, hanya terdapat sedikit erosi pada permukaannya. Kawah Copernicus, memiliki lebarnya 90 km dan dalamnya mencapai 3.352 m. Di dalam kawah terdapat gunung dengan ketinggian puncak mencapai 5 km di atas lantai kawah.
GERHANA BULAN
Gerhana terjadi apabila Bumi melintas langsung di antara Matahari dan Bulan penuh sehingga bayangan Bumi akan jatuh pada permukaan Bulan. Hal ini yang menjadikan permukaan Bulan menjadi gelap selama terjadi gerhana.
TABEL PASANG
Gaya tarik gravitasi Bulan dan Matahari menyebabkan air laut pada Bumi naik dan turun. Efek tersebut disebut dengan pasang. Pada saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus pada saat Bulan Baru atau Bulan Penuh, maka “tarikan” pasang merupakan yang paling besar. Hal ini disebut dengan pasang purnama. Ketika posisi Bulan tegak lurus terhadap Matahari, maka akan dihasilkan tarikan yang lebih kecil yang disebut dengan pasang perbani. Kompendium yang dibuat pada tahun 1569 berisi lempenga dengan tabel yang menunjukkan pasang dari beberapa kota yang terdapat di benua Eropa. Pada jaman dahulu, alat ini begitu penting bagi pelaut yang hendak berlabuh.
FASE-FASE BULAN
Fase-fase Bulan disebabkan oleh karena perubahan yang selalu terjadi pada sudut yang terbentuk oleh posisi Matahari dan Bulan pada saat Bulan berputar mengelilingi Bumi. Ketika Bulan berada di arah yang berlawanan dengan posisi Matahari, maka Matahari bersinar langsung pada permukaan Bulan dan menghasilkan Bulan Purnama. Pada saat daerah yang terkena sinar bertambah, maka Bulan dikatakan timbul, sebaliknya ketika sinar berkurang, maka dikatakan Bulan susut. Bulan sabit timbul setelah 4 hari dari Bulan baru, Bulan purnama setelah 14 hari, Bulan susut setelah 19 hari.
PERMUKAAN BULAN
Ciri-ciri sisi jauh Bulan adalah merupakan misteri sampai akhir tahun 1950-an. Pada tahun 1969 diambil foto permukaan Bulan oleh modul lunar Apollo 11. Salah satu maksud utama dalam menjelajahi Bulan adalah untuk membawa kembali ke Bumi contoh batu yang akan diteliti dan untuk mengetahui asalnya. Bulan terdiri atas bahan yang serupa namun tidak sama dengan yang ditemukan pada Bumi. Di Bulan besi lebih sedikit, tetapi kandungan mineral utamanya adalah silika, seperti halnya yang terdapat di Bumi, meskipun komposisinya agak sedikit berbeda. Hal ini mengarah terhadap teori terakhir mengenai asal-usul Bulan, yang terkadang disebut sebagai teori “Deburan Besar”.
MENYELIDIKI BATUAN BULAN
Batu yang berasal dari Bulan telah diteliti oleh para geolog sebagaimana mereka meneliti batuan Bumi. Batu-batu digiling hingga sampai halus dan dilihat di bawah mikroskop besar. Mineral yang ditemukan di dalamnya adalah feldspar dan olivin, seperti yang banyak terdapat di Bumi, tetapi tidak lapuk. Hal Ini adalah sesuatu yang istimewa bagi para geolog karena tidak ada batu pada Bumi yang tidak lapuk.
BOLA BULAN
Selenografi adalah ilmu mengenai ciri-ciri permukaan Bulan dan selenograf yang diciptakan oleh seniman John Russell pada tahun 1797 adalah merupakan bola Bulan. Hanya lebih separuh bola diisi dengan citra karena pada saat itu ciri-ciri bagian terjauh dari Bulan belum dapat untuk diketahui. Baru pada tahun 1959, setelah Rusia menerima transmisi dari pesawat penjelajah Luna 3 pada bulan, citra dari apa yang ada di bagian terjauh dari Bulan dapat terlihat.
FAKTA MENGENAI BULAN
- Jarak antara dua Bulan Baru adalah 29 hari 12 jam 44 menit
- Suhu yang terdapat pada permukaan -155°C sampai +105°C
- Periode rotasi mencapai 27,3 hari
- Jarak rata-rata dari Bumi adalah 384.000 km
- Volume (Bui = 1) 0,02
- Massa (Bumi = 1) 0,012
- Rapatan (air = 1 ) 3,34
- Diameter ekuatorial 3.476 km
Brian Rendra
Sumber :
JENDELA IPTEK, ASTRONOMI, BALAI PUSTAKA, HAL 40-41